
Hari Selasa, 26 Januari 2009 bertepatan dengan tahun baru Imlek 2560, masyarakat Indonesia disuguhi sebuah fenomena langka berupa gerhana matahari cincin. Fenomena ini muncul lagi setelah sembilan tahun lalu dan Indonesia adalah satu-satunya daratan yang dapat mengamati peristiwa alam ini.
Sore hari, di Pantai Kenjeran Surabaya, ratusan masyarakat berkumpul untuk menjadi saksi fenomena gerhana matahari cincin. Bukan saja warga Surabaya tetapi juga para astronom dari berbagai negara juga hadir untuk menyaksikan fenomena langka ini.
Gerhana matahari cincin terjadi karena piringan bulan tidak menutup sepenuhnya piringan matahari, hanya sekitar 92%. Karena itu, saat puncak gerhana matahari terlihat seperti cincin yang memancarkan sinar di langit. Bagian tengah matahari tertutp bulan sehingga tampak gelap.
Penampakan seperti cincin inilah yang membedakan gerhana matahari cincin dengan gerhana matahari total. Saat puncak gerhana matahari total, seluruh piringan matahari tertutup secara sempurna oleh piringan bulan. Akibatnya suasana terang akan berubah menjadi gelap sesaat.
Pada hakikatnya, gerhana matahari terjadi setiap tahun di bumi. Fenomena gerhana matahari cincin ini menjadi unik karena panjangnya jeda waktu antara gerhana satu dengan gerhana yang lainnya. Pada tanggal 22 Juli 2009 nanti juga akan terjadi gerhana matahari total, tetapi Indonesia, khususnya dibagian utara hanya dapat mengamati fase gerhana matahari sebagian saja, karena pada saat itu Indonesia sedang berada pada posisi penumbra atau bayangan tambahan bulan.
Gerhana matahari cincin akan kembali terjadi pada 15 Januari 2010, namun Indonesia pada saat itu juga sedang di posisi penumbra. Wilayah Indonesia baru akan dapat menikmati gerhana matahari total pada 9 Maret 2016 yang terjadi di sekitar Palembang, Bangka Belitung, Sulawesi Tengah, dan Halmahera. Jadi Asyarakat Indonesia baru akan melihat gerhana matahari total tujuh tahun lagi.
Tim IDE Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar